Senin, 19 Agustus 2019

Ambruknya Jembatan Penghubung Gedung Perpustakaan Jakarta

Akhir Bulan Oktober 2014 kemarin, tepatnya pada hari Jumat, tanggal 30 Oktober 2014 terjadi sebuah kejadian dimana robohnya suatu Jembatan penghubung Gedung Arsip dan Perpustakaan DKI Jakarta di Taman Ismail Marzuki, cikini, Menteng, Jakarta Pusat. Jembatan merupakan bagian dari proyek peremajaan Gedung Perpustakaan dan Gedung Arsip Pemerintah Provinsi DKI Jakarta senilai Rp 24 miliar. Jembatan yang sedang dalam poses pengerjaan ini roboh secara memdadak pada pagi hari sekitar pukul 06.00 WIB, sebelumnya pada kamis malam di laksanakan proses pengecoran pada jembatan oleh para pekerja.

Dalam kejadian ambruknya jembatan penghubung antara gedung arsip nasional dan perpustakaan DKI ini menelan korban jiwa sebanyak 4 orang.Diperkirakan, empat orang pekerja yang posisinya berada di tengah tidak dapat menyelamatkan diri sehingga tertimbun coran. Sementara lima lainnya berhasil melompat sehingga selamat, meskipun mengalami luka-luka cukup berat.

Kejadian ini sedang diselidiki oleh Tim dari Pusat Laboratorium Forensik Polri dan Polres Jakarta Pusat. Pemeriksaan tersebut bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya peristiwa itu. Bila terbukti adanya kesalahan perencanaan, maka kepolisian akan menindak secara hukum pihak pengembang yaitu PT Sartonia Agung. Selain dikerjakan oleh PT Sartonia Agung, proyek tersebut juga melibatkan PT Citra Murni Semesta sebagai perencana, dan PT Citra Rancang Mandiri sebagai pengawas. Proyek dimulai pada September 2014 lalu dan ditargetkan untuk selesai tahap konstruksi pada Desember 2014.

Ada beberapa dugaan penyebab ambruknya jembatan penghubung yang berada dikawasan taman ismail marzuki ini, antara lain:
1. Dugaan yang pertama, jembatan itu ambruk karena minimnya tiang penyangga sehingga penyangga yang ada tidak mampu menahan beban jembatan yang saat itu tengah dicor. Rubuhnya jembatan penghubung karena tidak ada penyangga pada konstruksi bangunan dikarenakan jembatan berada diatas jalan akses yang masih dipergunakan untuk kegiatan seperti biasanya tanpa ada pagar penutup di area konstruksi . Hal ini berdampak konstruksi yang baru saja dicor itu tidak cukup kuat menahan beban semen cor dan para pekerja yang sedang mengecor di lokasi kejadian, yang mengakibatkan penopang sementara selama kegiatan konstruksi berlangsung roboh dan menimpa para pekerja bangunan.

2. Yang kedua adalah belum keringnya tiang beton apa saat proses pengecoran terjadi, karena belum keringnya tiang beton yang menjadi pondasi pada jembatan sehingga tiang beton tidak bisa menahan beban material cor yang berada pada atas jembatan, oleh karenanya tiang beton mengalami retak dan membuat tiang beton ambruk beserta jembatanya

3.  Dan yang ketiga adalah akibat tidak ditutupnya jalan yang persis berada dibawah jembatan yang sedang dibangun ini, akibat dari jalan yang tidak ditutup, kendaraan dapat melintas seperti biasa, bahkan mobil molen pun dapat menggunakan jalan tersebut. Akibat dari aktivitas kendaraan bermotor terjadi getaran yang merambat kepada tiang kontruksi jembatan, sehingga tiang kontruksi mendapatkan gaya luar yang semestinya belum dia dapat (prematur)

Dugaan yang paling kuat adala yang pertama, dimana jembatan itu ambruk karena minimnya tiang penyangga sehingga penyangga yang ada tidak dapat menahan beban jembatan yang saat itu tengah dicor.